Friday, February 11, 2011

What's in a Name?

Siapa yang tidak gemes dengan kondisi politik negeri ini? Tidak perlu menjadi seorang pengamat atau professor di bidang ilmu politik untuk bisa mengomentari situasi yang ada sekarang. Orang awam pun sudah mahir. Begitu pula di keluarga kami. Seorang kakak pernah bilang, salah satu penyebab carut marutnya politik negeri ini karena RI-1. Bukan, bukan karena style kepimimpinannya atau proses pencitraannya ataupun his constant curhat kepada rakyat. 

Tapi lebih kepada namanya. He?
Iya, namanya. So, solusi terbaik adalah sang bapak harus ganti nama atau diruwat. He? (lagi)

Lucu juga si kakak ini, yang menurutku termasuk orang yang berfikirnya sangat logical dan sudah banyak terimbas oleh sistem pendidikan di barat, tiba-tiba usul tentang ruwat. Karena menurutnya, dalam bahasa Jawa ‘Yudho’atau ‘Yudo’ berarti perang, which means aura disekitarnya adalah aura pertentangan, peperangan, yang akan selalu berkonflik dan jauh dari ketentraman. Yah, ada benernya sih :p
Terlepas dari itu semua, Rasul pun pernah menganjurkan bahwa salah satu kewajiban orang tua terhadap anak adalah memberi nama yang baik. Karena nama adalah doa dan juga harapan orang tua terhadap anak. Jadi teringat perkataan Ustadz beberapa waktu lalu ketika ada acara pengajian aqiqah anaknya teman. Nama yang paling baik untuk seorang pria adalah Muhammad, mengikuti nama Rasul. Kemudian diikuti dengan Abdullah (abdi atau pelayan Allah). Sang Ustadz juga mengatakan bahwa kita tidak boleh menganggap remeh sebuah nama. Seperti halnya salah satu artis ibukota yang bernama Zarima, padahal artinya adalah si pendosa atau pembuat dosa. Tidak tahu apakah si artis ini kemudian ganti nama atau tidak.
Jadi, berbeda dengan Shakespeare, dalam Islam nama sangatlah penting. Saya sendiri ketika memberi nama anak lebih cenderung mencari nama yang memiliki nilai historis atau nama seseorang pahlawan atau cendekiawan muslim yang patut diteladani. Namun tentu saja nama tersebut tetap harus memiliki arti yang baik. Anak saya baru satu, puteri. Namanya Azzahra Bilqish Aditriyoga. Azzahra diambil dari gelar Fatimah, puteri Rasul, yang berarti Yang Terpelajar, Yang Bersinar, The Shining One. Bilqish (pemberian kakeknya nih) adalah nama ratu yang memerintah di jaman Nabi Sulaiman. Ratu Bilqish pada awalnya menyembah matahari, tetapi setelah mendengar dakwah Nabi Sulaiman, dia kemudian dengan segala kerendahan hati menyerah pada Tauhid dan kerajaan Sang Nabi. Nama yang terakhir, mudahlah ditebak, nama bapaknya. Jadilah nama anak saya memiliki banyak arti karena meneladani sifat-sifat tokoh-tokoh tersebut: rendah hati, menyerah pada Tauhid, bersinar dan terpelajar. Atau dengan kata lain jadilah seorang ratu yang bersinar dan terpelajar, tapi tetap harus rendah hati dan tetap tunduk kepada Allah. :)

No comments:

Post a Comment